11/26/2010

TETAPLAH MENTARI BERSINAR

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan

Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia
Dan pria berkata ingin menjadi matahari.
Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari,
bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga…

Wanita berkata ingin menjadi rembulan
dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.
Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu,
tetapi pria ingin tetap jadi matahari….

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix…
yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari,
dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari….

Wanita tersenyum pahit dan kecewa.
Wanita sudah berubah tiga kali…
namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari,
tanpa mau ikut berubah bersama wanita.
Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali
tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari….

Pria merenung sendiri dan menatap matahari
Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari
agar bunga dapat terus hidup
Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga
agar ia tumbuh, berkembang.. .
dan terus hidup sebagai bunga yang cantik.
Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh
dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.
Ini disebut KASIH….. yaitu memberi tanpa pamrih

Saat wanita jadi bulan,
pria tetap menjadi matahari….
agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.
Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,
tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan,
siapakah yang ingat kepada matahari?

Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan
walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan…
dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya
sebagai pemberi cahaya
agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut….
Ini disebut dengan PENGORBANAN
menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi,
jauh ke langit bahkan di atas matahari…
Pria tetap selalu jadi matahari
agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau
dan matahari tidak akan mencegahnya

Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,
namun matahari akan selalu menyimpan
cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix
Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali
walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari

Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix
yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya….
Ini disebut dengan KESETIAAN
walaupun ditinggal pergi dan dikhianati,
namun tetap menanti dan mau memaafkan

Untuk para wanita…..
Siapakah Matahari yang ada di dalam kehidupanmu?
Bila engkau sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupanmu. ..
Pergi, lihat dan jangan pernah meninggalkannya.

11/07/2010

pernyataan Ketua DPR menyepelekan Korban Bencana

Marzuki Alie: DPR Tak Perlu ke Lokasi Bencana
INILAH.COM, Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan anggota DPR tidak perlu datang ke lokasi bencana untuk membantu korban dan pemulihan pascabencana. Alasannya, itu merupakan tugas pemerintah.

"Posisikan itu dengan clear. Jangan semuanya oleh DPR. Menteri yang berkaitan dengan tanggap darurat itu yang seharusnya turun. Presiden juga seharusnya tidak usah turun, tapi kalau untuk memotivasi dan menyampaikan empati boleh saja," kata dia di Jakarta, Kamis (28/10/2010).

Menurutnya, DPR hanya akan mengawasi dan melihat hasil penanganannya saja. DPR nantinya akan membentuk tim khusus disamping komisi VIII terkait rekontruksi setelah bencana. "Yang penting nanti, DPR melakukan pengawasan di sana, apa yang sudah dilekaukan pemerintah. Selain itu juga melihat soal anggarannya," tegas Marzuki.

Marzuki meminta kepada Pemerintah, khususnya menteri terkait untuk melakukan penanganan sebaik-baiknya. "Kita harap yang bertugas melakukan langkah-langkah tanggap darurat bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan seluruh kementerian yang terkait," kata Marzuki.

Terkait bencana tsunami di Mentawai, Sumatra Barat Marzuki menyatakan duka cita. Menurutnya, nyawa manusia sangat mahal dan berharga karena itu dia menyarankan warga di daerah-daerah yang rentan akan bencana bisa direlokasi. Terutama di kawasan gempa dan rentan tsunami.

Sehari sebelumnya, Marzuki menilai bencara di Mentawai itu harus diterima dengan lapang dada. Sebab, itu merupakan risiko orang yang tinggal di tepi pantai. Menurutnya, kalau takut ombak maka hangan tinggal di pinggir pantai. "Ya pulau kesapu sama ombak besar kesapu tsunami mungkin konsekuensi orang yang tinggal di pulau," tandas Marzuki.
Sumber : http://www.detiknews..com/read/2010/...ulau?991102605 << Sudah di Hapus Detik Atas perintah Mr. X
http://regional.kompas.com/read/2010...a.ke.Daratan-8

11/04/2010

Hydram Pump

Mekanika Pompa Hydram

Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air. Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman pen­ja­jahan Belanda, namun kurangnya pera­wat­an dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan­car mengalir dengan debit besar, tanahnya masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa Hidram tampil lagi sebagai solusi.

Dari berbagai sumber, pompa Hidram ada yang menyatakan berasal dari Peran­cis, digunakan untuk menaikkan air ke atas kastil-kastil. Ada juga sumber mengatakan berasal dari Tiongkok untuk mengairi tanah pertanian di bukit-bukit. Prinsip kerja Hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan energi potensial dari hantaman air diperlukan syarat utama yaitu harus ada terjunan air yang dialirkan melalui pipa dengan beda tinggi -elevasi- dengan pompa Hidram minimal 1 meter.

Syarat utama kedua adalah sumber air harus kontunyu dengan debit minimal 7 liter per menit (Widarto, 2000). Besarnya debit pemompaan dapat dihitung dengan rumus Q2 = Q1 x H1 : H2 x j. Dimana Q2 adalah debit air yang dipompakan (liter/menit), Q1 adalah debit air yang masuk pompa (liter/menit), H1 adalah tinggi terjunan dalam meter, H2 adalah tinggi pemompaan dalam meter dan j adalah efisiensi pompa yaitu 0,5 -0,75. Dalam prakteknya diperoleh perbandingan tinggi terjunan dan tinggi pengangkatan air sebesar 1:6, akan menghasilkan debit pemompaan sebesar 1/3 dari debit air yang masuk ke pompa, sedang 2/3 debit air akan keluar melalui klep pembuangan setelah memberikan tenaga hantaman.
Mekanisme Hidram

Prinsip kerja dari pompa Hidram dapat dilihat dari gambar irisan pompa dapat dilihat bahwa bagian kunci dari Hidram adalah dua buah klep, yaitu: klep pem­buangan dan klep penghisap. Air masuk dari terjunan melalui pipa A, klep pem­buangan terbuka sedangkan klep peng­hisap tertutup. Air yang masuk memenuhi rumah pompa mendorong ke atas klep pembuangan hingga menutup. Dengan tertutupnya klep pembuangan meng­akibatkan seluruh dorongan air menekan dan membuka klep penghisap dan air masuk memenuhi ruang dalam tabung kom­presi di atas klep penghisap. Pada volume tertentu pengisian air dalam tabung kompresi optimal, massa air dan udara dalam tabung kompresi akan mene­kan klep penghisap untuk menutup kem­bali, pada saat yang bersamaan sebagian air keluar melalui pipa B. Dengan tertutup­nya kedua klep, maka aliran air dalam rumah pompa berbalik berlawanan dengan aliran air ma­suk, diikuti dengan turunnya klep pembu­angan karena arah tekanan air tidak lagi ke klep pembuangan tetapi berbalik ke arah pipa input A. Nah, disinilah hantaman -ram- palu air (water hammer) itu terjadi, dimana air dengan tenaga gravitasi dari terjunan menghantam arus balik tadi, 2/3 debit keluar lubang pembuangan, semen­tara yang 1/3 debit mendorong klep penghisap masuk ke dalam tabung pompa sekaligus men­dorong air yang ada dalam tabung pompa untuk keluar melaui pipa output B. Begi­tulah energi hantaman yang ber­ulang-ulang mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi.



Tertutup dan terbukanya kedua klep secara bergantian menimbulkan bunyi “dek-dok”, suara “dek” adalah tertu­tupnya klep penghisap yang membentur rumah klep, sementara suara “dok” adalah tertutupnya klep pembuangan yang juga membentur rumah klep. Hingga masya­rakat sekitar sering menyebut Hidram dengan sebutan pompa “dek-dok” atau pompa “jedhok-jedhok”.

Selain dua syarat utama tadi, pem­buatan pompa Hidram perlu memper­hatikan perbandingan tinggi terjunan dan tinggi pemompaan air yaitu 1:5. Tiap beda tinggi terjunan 1 meter akan mampu memompa air setinggi 5 meter dari rumah pompa ke tempat tandon air. Jadi bukan hal yang mustahil ketika beda tinggi terjun­an air 12 meter di perkebunan teh mampu memompa air hingga ketinggian lebih dari 50 meter dengan jarak lebih dari 500 meter.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian diameter pompa dengan debit air. Untuk mengoptimalkan tekanan semakin besar debit air, diameter pompa semakin besar pula. Berikut ini tabel diameter pompa dan debit air :



Beberapa permasahan yang mungkin timbul dalam pengoperasian pompa hidram antara lain:

1. Klep pembuangan tidak dapat naik atau menutup, disebabkan beban klep terlalu berat atau debit air yang masuk pompa kurang. Dapat diatasi dengan mengurangi beban atau memperdek as klep pembuangan.

2. Klep pembuangan tidak mau turun atau membuka, karena beban klep terlalu ringan, jadi bisa diatasi dengan menambah beban klep atau mem­perpanjang as klep pembuangan.

3. Tinggi pemompaan di bawah rasio rumus, yaitu setiap terjunan 1 meter dapat menaikkan setinggi 5 meter. Penyebab pertama adalah terjadinya kebocoran atau tidak rapatnya klep. Penyebab kedua rasio diameter pipa input dibanding pipa output lebih besar dari 1 berbanding 0,5. Dapat diatasi dengan memeriksa dan mem­perbaiki klep atau mengurangi diameter pipa output. Penyebab ketiga adalah terlalu banyaknya hambatan pada pipa output menuju baktandon, berupa banyaknya belokan pipa. Agar hal tersebut tidak terjadi, pada saat instalasi pipa sedapat mungkin dikurangi lekukan atau belokan pipa menuju tandon.

Kunci keawetan dan operasional pompa hidram adalah perawatan rutin, mengingat sumber air yang dipergunakan mengalir pada saluran umum yaitu: sungai, saluran irigasi atau mata air. Selain harus menjaga air yang mengalir terbebas kototan/sampah dengan cara membuat saringan, dipakainya sumber air umum tersebut membuat debit air berubah-ubah, fluk­tuatif, yang bisa menyebabkan klep pembuangan berhenti bekerja -membuka-metutup. Cara membuat klep pembuangan bekerja lagi adalah dengan cara pemukul as klep dengan balok kayu seperti dalam iklan CSR bantuan air bersih produsen air mineral ternama tadi.

Manfaat Hidram

Manfaat Hidram yang paling signifikan adalah efisiensi biaya untuk membeli energi seperti listrik atau BBM. Dengan berfungsinya Hidram maka lahan-la­han yang dulunya tidak terjangkau irigasi dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman. Da­pat pula dipergunakan sebagai penyuplai air kebutuhan industri dan rumah tangga termasuk air minum dengan menggunakan filtrasi. Usaha perikanan dan peternakan juga akan sangat terbantu dengan adanya aliran air. Dengan sedikit memodifikasi, aliran air dalam pompa hidram juga dapat berfungsi menggerakkan turbin generator.



Dalam tataran yang lebih makro, dengan semakin banyak pompa hidram dioperasikan, dapat mengurangi resiko banjir. Kemudian dengan semakin mera­tanya penggunaan air, maka tanaman keras di perbukitan akan lebih mudah tumbuh, ini berarti konservasi lahan dan air tanah juga semakin terjaga, ditambah dengan manfaat berkurangnya tanah longsor dan erosi di perbukitan yang semakin rimbun tanaman keras.

Analisa biaya pembuatan pompa Hidram 1,5 inch menghabiskan biaya Rp 1,5 juta, sedang untuk pompa 4 inch memerlukan biaya Rp 3,5 juta. Apabila kita mempunyai bakat teknik dapat merakit pompa hidram sendiri, namun apabila tidak bengkel lokalpun tidak akan kesulitan meralisasikan pompa Hidram. Bahan klep yang dipergunakan tidak perlu klep bikinan pabrik tapi dengan sedikit kete­litian kita dapat mempergunakan karet ban dalam untuk klep, baik klep pembuangan atau klep penghisap. Spesifikasi material, pola lengkap dan cara pembuatan pompa Hidram bisa didapatkan di Fakultas Teknik Universitas Sultan Agung Semarang, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Gajah Mada (LPM-UGM) dan Per­kebunan Cengkeh Zanzibar Semarang.

Akhir kata, pengembangan ide-ide dan teknologi tepat guna menjadi sangat berarti di tengah krisis energi yang menghadang masa depan dunia. Peng­gunaan energi yang tidak bisa diper­baharui sedapat menjadi pilihan terakhir dalam memenuhi kebutuhan dalam akti­vitas-aktivitas kehidupan kita. (*)

* Penulis adalah mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan Unika Sugijapranata dan bekerja sebagai Sekretaris Eksekutif, Yayasan Obor Tani.

DAFTAR PUSTAKA

Widarto, L. & FX. Sudarto C. Ph. (2000). Teknologi Tepat Guna: Membuat Pompa Hidram. Kanisius. Yogyakarta.

Leonardo, El.. (2002). Design and Construction of a Hydraulic Ram Pump.Universitas of Nigeria. Nigeria.

Crowley, C.A. (August 1937). “Hydraulic rams furnish water supply to country homes”. Popular Mechanics: 306-311.

Crowley, C.A. (September 1937). “Hydraulic rams furnish water supply to country homes”. Popular Mechanics: 437-477.

Toothe v. Bryce, 25 Atlantic Reporter , pp. 182-190 .

Iversen, H.W. (June 1975). “An analysis of the hydraulic ram”. Journal of Fluids Engineering: 191-196.

Hydraulic Ram: Fixing & Working. Spons’ Workshop Receipts. vol II. London: Spon. 1921. pp. 457-465

Sumber:

http://obortani.com/2009/03/27/hidram-pompa-air-tanpa-listrik-dan-bbm/

Hidram, Pompa Air Tenaga Air

Warga Banyumas menemukan pompa air bertenaga air. Tanpa listrik, pompa bisa menyemburkan air hingga ketinggian 300 meter.

Dari koleksi perpustakaan desa, Sudiyanto menemukan buku teknologi terapan itu. Berjudul Pompa Air Tenaga Air—kitab aslinya berbahasa Belanda—isi buku itu tiba-tiba saja mencerahkan benak Yanto. Ia berpikir, apa salahnya mencoba membuat pompa seperti dalam buku itu untuk mengatasi krisis air di desanya.



Desa Grumbul Glempang tempat ia tinggal, juga Desa Kotayasa di Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, sedang paceklik air. Warga desa harus berjalan kaki ratusan meter menuruni lereng untuk mendapatkan air dari Sungai Lumarapi atau sumber mata air Tuk Sladan, yang dulunya disebut Tuk Begu. Desa Kotayasa malah terletak jauh di ketinggian Gunung Slamet (3.450 meter), sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut.

Warga bukannya tak pernah mencoba membuat sumur. Meski sudah digali hingga 25 meter, air yang keluar amat sedikit. Bahkan pada musim kemarau sumur tak berair sama sekali. Untuk berlangganan air dari perusahaan daerah air minum, kebanyakan warga merasa tak mampu. Jarak Desa Kotayasa dengan kota terdekat, Purwokerto, juga cukup jauh: sekitar 17 kilometer.

Kondisi inilah yang membuat pengurus Karang Taruna Desa Grumbul itu tergerak membuat pompa air bertenaga air. Dalam buku tersebut dijelaskan secara terperinci bagaimana mengalirkan air dari lokasi rendah ke tempat yang lebih tinggi. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, yakni dengan memanfaatkan teknologi hydraulic ram (hydram). Sayang, dalam buku itu tertulis pompa hanya mampu mengalirkan air setinggi tujuh meter. Sedangkan sungai atau sumber air di Desa Kotayasa jaraknya mencapai ratusan meter.

Tanpa dasar pengetahuan mekanika fluida, Yanto tetap nekat mencoba. Kendala pertama yang dihadapi: ia tak punya modal. Beruntung, saudara-saudaranya mau meminjamkan uang Rp 5 juta untuk membeli bahan yang diperlukan.

Pada awalnya Yanto mengaku telah mengikuti semua prosedur yang ditulis dalam buku. Setelah peralatan terpasang, ia mengalirkan air ke dalam pompa tapi air tak mau menyembur. ”Sepuluh kali gagal. Selama sekitar dua tahun saya terus mengutak-atik pompa air tersebut,” ucap ayah lima anak lulusan aliyah ini. ”Banyak tetangga menganggap saya gila waktu itu.”

Tak patah arang, lelaki yang kini berusia 41 tahun itu terus berupaya memperbaikinya. Pada suatu saat sebuah ketidaksengajaan terjadi. Pompa hydram buatannya bocor. Tapi kebocoran itu justru membuat aliran air kian deras. Seperti mendapat angin segar, Yanto memodifikasi pompa air tersebut dengan membuat beberapa lubang. Hasilnya, air mampu menyembur setinggi 18 meter, lebih tinggi dari yang tertulis di buku. Air bahkan bisa menjangkau ketinggian 300 meter. ”Saya langsung berteriak seperti orang gila. Ternyata percobaan saya tak sia-sia,” ucapnya.

Mulanya Yanto hanya membuat saluran pipa air khusus ke rumahnya. Jarak ketinggian antara sumber air dan rumahnya 315 meter. Tetangganya yang dulu mencemooh kini ikut menikmati air hasil pompa hydram buatannya. Agar warga mudah memperoleh air bersih, dibuatlah sebuah bak penampungan. Pada musim kemarau, warga Desa Kotayasa tak lagi kekurangan air bersih.

Pompa air tenaga air buatan Yanto ini akhirnya terdengar hingga melampaui batas Desa Kotayasa. Panitia Indonesia Berprestasi Award (IBA) 2008 menangkap informasi tersebut. Indonesia Berprestasi adalah suatu kompetisi prestasi yang diselenggarakan PT Excelcomindo Pratama Tbk., salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Salah satu kategori yang dilombakan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Di kategori ini, temuan Yanto didaftarkan.

”Kami memilih mereka yang mampu membangkitkan semangat anggota masyarakat lain, sekecil apa pun prestasi yang dibuat oleh orang tersebut,” ucap Adrie Subono, salah satu anggota dewan juri. ”Dengan semangat yang tertular, akan muncul multiplier effect yang menciptakan orang-orang berprestasi lain bagi lingkungannya,” Adrie menambahkan.

Setelah melalui verifikasi ketat, pompa air tenaga air buatan Yanto dinyatakan sebagai pemenang di Jakarta dua pekan lalu. Menurut dewan juri, teknologi pompa air tersebut amat aplikatif dan memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat yang hidup di pegunungan. Di putaran final ia mengalahkan seorang profesor yang membuat teknologi listrik tenaga surya. ”Lumayan juga, orang tak berpendidikan mengalahkan profesor,” kata Yanto sembari tertawa lebar.

Mekanisme kerja pompa buatan Sudiyanto cukup sederhana. Air dari sumber air ditampung dalam sebuah bak dengan ketinggian sekitar lima meter. Air dialirkan ke tempat yang lebih rendah menggunakan pipa. Dengan kemiringan tertentu air tersebut dialirkan ke hydram. Setelah masuk ke hydram, disemburkan ke atas atau ke tempat penampungan air di sekitar perkampungan penduduk. Semua proses tak membutuhkan bahan bakar minyak maupun listrik.

Prinsip kerja pompa air tersebut adalah memanfaatkan daya dorong air dari ketinggian tertentu untuk menaikkan kembali air tersebut. Kemiringan antara air turun, pompa, dan air naik juga menjadi faktor penting. ”Ini yang saya belum tahu rumus fisikanya,” ujar Yanto terus terang. Ia berharap ada ahli atau konsultan yang bisa membantunya menemukan rumus fisika tersebut.

Hydram dibuat dari pipa galvins. Terdiri atas pipa input (tempat air masuk), pompa, dan pipa output. Di dalam pompa (berbentuk tabung berdiameter 40 sentimeter), ada klep yang terbuat dari potongan ban bekas. Fungsinya mengatur komposisi udara dan air yang akan dimampatkan ke saluran output. Komposisi yang pas antara udara dan air inilah yang menjadikan air bisa terdorong ke atas. Semakin terjal atau semakin tinggi air dialirkan, semakin kuat pula daya dorongnya.

Setelah sukses membuat desanya berkecukupan air, Yanto kini terobsesi membantu desa lain yang memiliki masalah serupa. Di depan rumahnya, teras berukuran 2 x 3 meter persegi menjadi bengkel pembuatan pompa hydram. Namun hingga kini hasil karyanya belum dipatenkan. Penyebabnya, ya itu tadi, ia belum tahu rumus fisika temuannya. Penjelasan mekanika fluida yang logis memang diperlukan lembaga paten untuk temuan Yanto.

Sembari menanti uluran tangan ilmuwan yang mau membantunya, ia mulai menerima pesanan pompa hydram dari daerah lain seperti dari Tegal dan Purbalingga. Untuk pompanya saja, ia menjual Rp 1,5 juta. Untuk pipa berukuran 1 dim ia memasang harga Rp 2,5 juta dan ukuran 2 dim dikenai tarif Rp 3,5 juta. Jasa borongan atau pembangunan satu unit juga bisa dia kerjakan, dengan ongkos Rp 25 juta. ”Saya tak mengambil untung banyak, kok,” ujarnya. ”Ini lebih ke proyek sosial. Yang penting banyak warga menikmati temuan saya.”

Sumber : http://jurnal-sastra.blogspot.com/2009/07/link-pompa-air-tenaga-air.html